Welcome to My Lovely Blog ♥

Welcome to My Lovely Blog ♥

Sebenernya blog ini mengisahkan hal-hal tidak penting dalam hidup saya. Namun, jika kamu adalah seorang kepopers bisa dibaca deeeeh. Enjoy it! ♥

Sabtu, 09 Februari 2013

[Belum Ada Judul]


Orang bilang…
Setelah perpisahan kita hidup masing-masing
Aku dengan hidupku
Tentu saja kau kembali pada hidupmu

Sayang…
Realita tak selalu berjalan sebagaimana mestinya
Berpisah dan berlalu dengan mudah

Rasanya…
Aku lebih percaya pada kehidupan fana
Kehidupan yang selalu mempunyai mimpi
Indah layaknya negeri dongeng

Karna kini…
Aku terjebak dalam derasnya penantian
Tak mungkin tuk kembali
Namun perih bila aku tetap disini

Menantikan penantian kan terbalaskan
Olehmu yang kini tlah hilang
Bahkan waktu tak dapat menjamin untuk itu

Aku tak tahu…
Sampai kapan aku tuk disini
Berharap kau hadir kembali
Mengisi relung jiwa yang tak pernah tersapa

Untuk setiap waktu yang terlewatkan
Sungguh hati kecil ini berteriak
Berteriak memanggil namamu
Yang ku tahu pasti takkan pernah terusik

Tuhan…
Aku punya hati dan aku ingin bahagia
Izinkan aku tuk mengecap kebahagiaanku sendiri
Walau ku tahu
Bersamamu tak akan mungkin lagi

Sabtu, 29 Desember 2012

Mengenangmu


Di saat aku sadar akan satu hal
Satu hal dimana hati masih memilihmu
Namun tak ada lagi yang dapat kulakukan
Bahkan waktu pun tak izinkan aku tuk bicara

Bicara tuk ungkapkan semua
Memohon pada waktu tuk kembali
Menjaga utuhnya tali kasih
Mengulang semua kenangan indah

Maaf…
Maaf untuk segala kata penyayat hati
Maaf untuk sebuah kenangan mengiris perih
Maaf untuk semua rindu menyesakkan dada

Tak pernah bermaksud membuatmu luka
Tak pernah berniat melihat hati menangis
Menangis karena cinta kasih tulus yang terabaikan

Memang benar kata pepatah
Sesal selalu datang bila waktu tlah usai
Ya sesal mendalam karena telah mengabaikanmu
Mengabaikan hati yang seharusnya tak pantas menerima itu

Walalu bibir belum berucap
Setidaknya puisi ini tlah bicara
Bicara akan perasaan sesungguhnya
Perasaan yang masih ku pendam
Sampai ia mampu ungkapkan semua

Aku tak berharap banyak kau kan kembali
Kembali untuk membuat kisah indah lagi
Karena mimpi selamanya kan menjadi mimpi
Dan takdir tak izinkan kita tuk bersama

Darimu aku dapat mengenal cinta
Darimu aku mengerti indahnya rasa sayang itu
Dan darimu aku belajar merelakan
Merelakan engkau walau hati terus menangis

Terima kasih untuk semuanya
Terima kasih untuk rasa sayang yang pernah kau beri
Terima kasih untuk kasih yang tak terperi
Dan terima kasih untuk semua kenangan
Yang aku tahu semua takkan terganti

Created by : Eka Maudyna Isdyanti
05 Desember 2012

22 November 2012


Dear diary,

Kalau boleh komentar mengenai diri rasanya kata “munafik” sudah melekat dalam diriku. Mengapa? Aku yang selalu bilang aku sudah lama melupakan sosok dia karena memang kita sudah lama berpisah, nyatanya tidak seperti itu yang ku rasa. Rasanya aku sangat bersemangat jika ada orang lain yang mengajakku bicara untuk membahas tentangnya, dengan begitu aku dapat mengobati rasa kangen yang setiap hari semakin membesar semenjak perpisahan itu. Memang setelah perpisahan itu, aku sudah dua kali mencoba tuk menjalin cerita dengan yang lain. Namun tak dapat bertahan lama, dan tetap saja perasaan untukmu belum hilang. Dan kau pun sudah beberapa kali menjalin cerita dengan orang baru. Berbeda. Aku sudah sering mendengar kata itu yang kini telah menggambarkan kamu yang sekarang. Mereka bilang kini kamu “sok”, “belagu”, dan “gampang pindah hati”. Kata-kata sejenis itu yang sering mampir di telingaku. Awalnya aku tidak percaya. Aku selalu mengelak setiap informasi mengenai kamu dari orang-orang. Aku selalu meyakinkan pada diri sendiri “Aku tahu kamu, aku kenal bagaimana kamu, dan kamu tak mungkin seperti itu”. Rasanya informasi dari orang orang yang intinya selalu menggambarkan perubahan kamu yang sekarang semakin banyak, namun itu tak mampu mengubah kesan yang sudah kamu buat dan telah melekat dalam diri tentang kamu sampai aku harus mengalaminya sendiri. Sampai suatu hari, kamu menitipkan salam melalui teman sekelasku. Jujur aku senang mendapatkan berita itu. Namun di sisi lain, temanku bercerita bahwa kamu tidak menganggapku sebagai masa lalumu. Kamu bilang “kalo mantan mah dulu sekarang sahabat”. Dari cerita itu aku langsung dapat membayangkan bagaimana ekspresi kamu saat mengatakan kata yang cukup menyayat hati itu. Dan aku sudah hafal betul bahwa itu sebagai reaksi kamu ketika dalam posisi tersudut dan untuk melindungi diri. Ya aku kenal sekali ekspresi tersebut. Namun mengapa kamu berkata seperti itu? Mengapa kamu tega mengatakan hal seperti itu? Tak pernah menganggapku padahal aku selalu menganggapmu ada. Apakah itu berarti kamu tak mau mengakui cerita yang dulu pernah kita buat bersama? Apakah kamu malu pernah memiliki aku yang tak seperfect pacar-pacarmu sekarang? Pertanyaan tersebut selalu hinggap dalam benakku dan bahkan sampai saat ini pun aku belum mendapatkan jawabannya.

Ketika Hati Bicara….

Jangan salahkan aku
bila aku seolah tak peduli akan keberadaanmu
bila aku seolah tak mengerti perasaanmu
bila aku seolah tak mengerti akan inginmu

Bukan berarti aku membencimu
Bukan juga karena perasaan itu tak pernah ada
Tapi lihatlah aku dalam dalam
Kenalilah seluk beluk hatiku

Inilah aku
Aku yang tetap menyayangimu
Aku yang tetap mencintaimu dalam bisu
Namun enggan tuk ungkapkan semua

Tak ada yang salah dalam cerita cinta ini
Dalam cerita tentang kita dahulu
Hanya saja keadaan yang tak pernah memihak pada kita

Hingga akhirnya kau memutuskan untuk pergi
Kau tinggalkan aku dalam kenangan
Kenangan yang selalu membuatku mengingatmu
Mengingatkan aku bahwa perasaan ini masih sama

Aku tak ingin berlama dalam keterpurukan
Aku tak ingin pula terlarut dalam kesedihan.
Kesedihan ketika aku menyadari semua tak seperti dulu.
Semua telah berubah dengan aku yang masih menggenggam perasaan ini

Aku mencoba bangkit
Berjuang melawan waktu
Untuk lupa akan kesedihan itu
Dan aku mampu melanjutkan hidup kembali

Dengan aku yang terbiasa tanpa kamu
Begitu juga dengan kamu
Melanjutkan hidup dengan orang yang baru
Mengukir kisah kisah baru

Dan kini aku yang mengira telah melupakan segalanya
Nyatanya hanya menutup perasaan itu dalam dalam
Terus mengelak bahwa perasaan itu masih ada
Hingga akhirnya aku menyerah pada waktu

Tak sanggup lagi untuk terus berdusta
Dusta akan perasaan yang sesungguhnya
Dan aku tak ingin menyesal bila tak ungkapkan semua
Aku disini dan tak ada yang berubah
Masih mencintaimu seperti dulu

Created By          : Eka Maudyna Isdyanti 22 Nov 2012

Sabtu, 13 Oktober 2012

22 Januari 2012 ♥


Hey guyss! Maaf nih baru sempet ngepost lagi. Sebenernya cerita ini udah lama banget kejadiannya. Tapi gapapalah daripada disave di draft kelamaan kan :D

Langsung aja yaaaah.

Ini cerita tentang mantanku yang ke 2. Kami sempat putus sekitar pertengahan tahun 2011 lalu. Namun sebenarnya perasaan itu pun masih ada. Meskipun begitu, aku yang ketika itu masih ingin memulihkan perasaan ini urung ketika dia mengajakku untuk kembali ke hidupnya lagi. Hampir setengah tahun pun aku masih menyimpan perasaan itu. Begitu juga dengan dia. Namun ini terjadi dalam kehidupan kita masing-masing.

Sekitar Desember 2012, ketika itu ada seorang temanku, Naufal Rizqullah yang sedang mencoba dekat denganku. Satu hari, dua hari dan seterusnya dialah yang mengisi hari-hariku. Disitulah perasaan mulai bermain. Diwaktu yang sama, mantanku itu mulai menghubungiku lagi. Dan dia memintaku untuk hadir kembali di hidupnya. Aku yang ketika itu sudah mulai terbiasa akan kecewa yang ia torehkan ketika dia memintaku untuk “berhenti sampai disini saja”, mulai mencoba menerimanya lagi.

Dan akhirnya, saat itu 22 januari 2012 aku dan dia bersama lagi. Mungkin keputusan ini akan membuat kecewa temanku Naufal Rizqullah atau yang akrab dipanggil ikul. Maka dari itu, aku memutuskan untuk tidak memberitahunya sampai…. sampai dia tahu sendiri. Oh ya aku belum cerita ya siapa nama pacarku ini? Dia bernama Alief Abdul Rahman Sholeh. ( ˇvˇ)ε˘ʃƪ)


Sebenernya gak banyak yang bisa diceritain. Karena aku yakin pun, cerita ini akan sama seperti kisah cinta remaja kebanyakan. Yang masih aku ingat sampai sekarang, ketika dia menungguiku selama aku berada di sebuah rumah sakit karena kecelakaan yang aku alami. Dan setiap hari dia selalu menemani aku untuk mengusir rasa penat yang ada. Dan itu sangat berkesan buatku. Menurutku dia itu cowok yang paling sabar yang pernah aku kenal♥͡ Kalian tahu kenapa aku bisa berbicara seperti itu?


Karena dia itu sabar banget ngadepin tingkah laku aku yang kekanak-kanakan. Mungkin orang yang belum tahu aku seperti apa,akan menganggap aku sebagai orang yang aneh. Kalau dipikir-pikir benar juga sih. Aku itu sebenarnya sangat pemalu, dan pendiam. Mungkin kalian sering mendengar bahwa orang yang pemalu dan pendiam sepertiku ini sulit untuk memberitahu apa yang aku rasakan, apa yang aku suka dan tidak suka dan cenderung tidak mau untuk memulai sesuatu lebih dulu.



 
Mungkin hal ini yang membuat Alief pacarku ini selalu merasa gagal mengerti aku. Mungkin dia lelah untuk terus mencoba mengerti perasaan aku. Hingga ketika itu 18 Maret 2012, dia berpura-pura untuk meminta putus denganku. Karena dia pikir dengan cara itu apa yang aku suka dan tidak suka akan lebih mudah dia ketahui. Sebenernya siapa sih yang tidak kesal diputuskan tiba-tiba padahal sebelumnya tidak ada masalah apa-apa? Jujur, waktu itu aku kesal dengan keputusan itu walaupun itu hanya bercanda.

Hari ke-tiga setelah hari itu, aku sudah bisa mengontrol emosi yang sempat membludak. Akhirnya hari itu kami berbaikan. Beberapa hari setelah itu, dia tidak ada kabar. Hingga sepuluh hari itu pun aku menanti kabar darinya. Sampai temanku, Lintang sempat bertanya “Ka, ko gak pernah smsan sama alief sih?” Dengar pertanyaan itu membuat perasaan semakin bertambah perih. Perih karena menanti kabar yang tak kunjung datang. Perih karena pertanyaan itu yang membuat rindu semakin menjadi-jadi.

Akhirnya sekitar tanggal 4 April 2012, aku mencoba menghubunginya lebih dulu. Aku juga meminta maaf karena tidak pernah memberi kabar, karena memang ketika aku simcard ku sedang ada gangguan. Pesan darinya saat itu seketika mengobati rasa rindu yang ada. Dan ketika itu dia memintaku untuk bertemu esok hari karena ada hal serius yang ingin dia katakan. Akhirnya dia memutuskan untuk menemuiku esok hari setelah pulang sekolah.

“Hal serius? Sebenarnya apa yang ingin dia katakan? Mengapa harus bertemu esok hari? Mengapa tidak malam ini saja? Sebenarnya ada apa? Bukan tentang putus kan?” Pertanyaan-pertanyaan itu yang menghantuiku malam itu.



Keesokan harinya, ketika pulang sekolah, dia sudah stand by di depan gerbang sekolahku. Tak sedikit teman smp-ku yang melihat dia dan langsung memahami mengapa Alief berada disitu. Ketika itu, aku keluar dari gerbang sekolah melihat dia diseberang dengan wajah yang dingin. Aku tahu sekali tentang dia, dia paling tidak bisa menyembunyikan masalahnya.

Dan aku memutuskan untuk menghampiri dia. Setalah sedikit basa-basi untuk lebih mencairkan suasana, aku pun menanyakan hal penting yang ia bicarakan tadi malam. DIa bilang “kita bicarain dirumah kamu aja ya”. Tapi, ketika itu aku yang hanya berdua dengan sahabatku Nana disaat sekolah sudah mulai sepi, aku menolak tawarannya untuk pulang bareng. Aku meminta dia untuk bicara saat itu juga.

Dia         : Yakin mau ngomong disini?
Aku        : Iya, sebenernya ada apa sih?
Dia         : Yaudah. Sebelumnya aku minta maaf ya. Kayaknya mendingan kita putus aja ya.
Aku        : Loh kenapa putus?
Dia          : Ya karena aku udah gak sayang lagi. Rasa sayang aku ke kamu udah gak sebesar dulu lagi, Cuma sekedar rasa sayang sebagai temen. Aku minta maaf juga gara – gara gak pernah ada waktu buat kamu.

Saat itu aku hanya bisa berdiri mematung mendengar semua penjelasan dia. Seolah-olah aku tidak punya kata-kata untuk bicara. Aku membisu seketika. Akhirnya karena aku yakin sudah tak ada lagi yang bisa dipertahanin, aku pun menyetujui keputusan itu. Dan setelah itu dia pergi meninggalkan aku yang masih terdiam membisu disitu.

Setelah bayangannya sudah mulai menghilang dari pandangan mata, aku menghampiri Nana yang saat itu sedang membeli makanan.

Aku        : Na gue putus.
Nana     : Hah? Kenapa?
Aku        : Dia bilang dia udah gak sayang lagi.
Nana     : Yaampun, sabar ya ka. Pantes aja tadi mukanya udah gak enak gitu.

Sebenarnya bisa saja  aku meluapkan tangis saat itu juga saat masih bersama Nana. Namun aku urungkan niat itu. Aku enggan terlihat lemah didepan orang lain. Sebenarnya tidak adil jika aku terus menyalahkan dia akan  keputusan itu. Walaupun keputusan itu benar-benar membuatku merasa terpukul. Karena secara tidak langsung aku pun turut andil dalam keputusan itu. Masih ingat kan akan sifatku yang enggan memulai lebih dulu? Aku sadar dia lelah menghadapi keegoisanku selama ini.


Hilang. Sepi. Sesal. Aku rasakan setelah itu. Namun apa boleh buat. Menangis sejadi-jadinya pun tak akan mengubah keadaan. Keesokan harinya saat masuk sekolah, aku menjadi lebih pendiam. Bilal, sahabatku yang sudah mengetahui cerita ini pun menyadari perubahan sikapku di kelas. Sampai-sampai ketika pulang sekolah dia mengirimku pesan-pesan yang membantu aku untuk up lagi.

 “Ka jangan sedih dong”

 “Awas aja kalo gue liat lo lesu lemah mikirin, gue pengen lo strong :D”

“Lupain dia ka, sesusah-susahnya lupain dia, inget sifat jeleknya, mungkin bisa bantu ngelupain”

Thanks banget buat temen-temen yang udah bantu aku buat semangat lagi buat up lagi. Terutama sahabatku, Bilal Gustifar, Firda Saufica Amalia, Anita Mustika Sari, temen-temen x1, Berliana Retno Hanifah, Rafidah Ilhami, Dayanara Meutia Maliki, Astri Kusuma Pertiwi, Resita Rosiana, Aprilia Andiane, Iro Rojatutazqiroh, Frida Yassar Maula dan Haninda Lutfiana Utami. Mungkin kalo gak ada kalian aku masih dengan galau berkepanjangan kali yaaaa. Love youuuu :* (•˘⌣˘•)˘ε˘•)